Setelah mencoba ikut kelas trial gratis dan berkesempatan live satu kali dengan salah satu guru PAUD di Sekolah Murid Merdeka, akhirnya saya tertarik untuk ikut program sekolahnya. Kebetulan berbarengan juga dengan dimulainya tahun ajaran baru di bulan Juli. Saya hanya ambil tiga bulan aja karena masih mau lihat seberapa besar antusias Biandul tentang kegiatan sekolah ini, sekaligus mengenalkannya tentang rutinitas. Syukurlah jadwal PAUD di SMM ini sangat fleksibel, jadi minim kendala ketika anak gak mood untuk mengikuti pelajaran.
Sebelum saya ceritakan lebih jauh lagi, silakan baca dulu pengalaman saya dan Biandul mengikuti kelas trial gratisnya dan juga cara mendaftarnya di sini: Biandul Memulai Sekolah PAUD Pertamanya!
MEMULAI SEKOLAH DI TRIWULAN SATU
Setelah berdiskusi dengan suami, akhirnya kami sepakat untuk mendaftar di program triwulan pertama dulu (selama tiga bulan). Kalau semuanya lancar, akan ada kemungkinan untuk perpanjang ke triwulan berikutnya. Triwulan pertama dimulai di bulan Juli hingga September. Pendaftaran dan pembayaran sangat mudah dilakukan karena dibantu oleh admin PAUD SMM yang sangat informatif.
Saya memilihkan jadwal dan kelompok kelas untuk Biandul di hari Senin dan Kamis. Biandul mendapat kelas Apel bersama guru yang bernama Ibu Dania. Wah, Ibu Dania ini pembawaannya ceria dan semangat sekali. Saya senang banget Biandul bertemu dengan guru yang seru dan menyenangkan. Ibu Dania selalu menyapa semua murid sebelum kelas dimulai. Kadang, kami terlambat selesai kelas sekitar 10 menit dari jadwal karena keasyikan.
Selain pembelajaran daring secara interaktif di hari Senin dan Kamis, ada juga pelajaran PJOK (olahraga) setiap hari Selasa di minggu ganjil bersama Pak Riza. Nah, ini dia kelas kesukaan Biandul karena bisa menyalurkan semua energinya untuk lompat-lompat dan bebas joget sepanjang kelas. Malah pernah ada satu hari Biandul ngambek karena masih mau sekolah padahal jamnya sudah selesai.
JADWAL KELAS FLEKSIBEL
Pembelajaran live via Zoom dilakukan setiap hari Senin dan Kamis, dan murid bisa memilih satu di antara dua sesi, pukul 10 pagi atau 4 sore. Bahkan, murid bisa pilih dua-duanya kalau mau, lho. Tapi, guru dan materi yang diberikan akan sama. Jadi, misal Biandul bangun kesiangan dan gak sempat sekolah pagi, kami masih bisa ikut kelas di sesi jam 4 sore nanti. Kalau ternyata anaknya gak mood sekolah, kami masih bisa lihat rekamannya, dan bisa ditonton berkali-kali kapanpun waktunya.
Selain live Zoom dengan guru, murid juga diberikan aktivitas mandiri, semacam PR gitulah, untuk dikerjakan sendiri, lalu hasilnya di-upload di website. Biasanya kegiatannya berupa menggambar, mewarnai, menggunting dan menempel, juga mencocokkan gambar. Biandul paling suka nih kalau udah diajak mewarnai dan menempel. Aktivitas mandiri juga bisa dikerjakan kapan saja sesuai ketersediaan waktu murid di rumah. Jadi, gak ada tenggat waktu yang ditentukan.
Aktivitas mandiri ini ada dua; wajib dan tidak wajib. Aktivitas wajib menentukan persentase dan hasil rapor di akhir periode sekolah, sedangkan aktivitas tidak wajib boleh saja gak dikerjakan kalau murid gak menyanggupinya. Tapi, sejauh ini, semua tugasnya termasuk masih mudah dikerjakan kok. Tinggal atur mood anaknya aja dan bikin semenarik mungkin supaya anaknya senang mengerjakannya.
TOOLKIT/PLAYKIT
Selama pembelajaran, murid akan dikirimkan toolkit per tiga bulan sekali untuk menunjang aktivitas yang dilakukan selama sekolah. Karena aktivitasnya lebih banyak praktikum, jadi toolkit yang didapat juga lumayan banyak, mulai dari lem, kertas, tali, pompom, gunting, cat air, kuas, dan juga buku LKS.
Simak toolkit dasar dan tambahan apa aja yang kemarin Biandul dapatkan dari SMM di bawah ini.
Selain toolkit dasar yang dikirimkan secara gratis, ada juga toolkit tambahan yang bisa dibeli oleh orangtua melalui akun Tokopedia, atau bisa juga menyediakannya sendiri di rumah jika ada bahan-bahannya. Tapi, karena bahan yang diperlukan gak kelihatan di awal periode belajar, jadi kita gak tahu nih harus menyiapkan apa aja. Biasanya baru akan diberi tahu seminggu sebelum jadwal. Jadi, saran saya, beli aja toolkit tambahannya biar aman dan gak repot hehe.
KELAS ADD ON DAN KELAS OFFLINE
Nah, selain kelas online melalui Zoom, ada juga loh kelas offline-nya SMM. Sayangnya, lokasi sekolah SMM di Jakarta belum ada yang dekat dari rumah kami, huhu. Jadi, kami gak bisa deh cobain kelas offline di SMM. Selain itu, sekolah offline juga baru dibuka di bulan September kemarin karena pandemi, dan masih dalam masa uji coba gratis. Setelah semua kondisi normal, kelas offline akan dibebankan biaya yang berbeda dari biaya yang sudah dibayarkan sebelumnya untuk kelas online.
Bagaimana dengan kelas add on?
Kelas add on adalah kelas tambahan, yang mana ada perbedaan dengan kelas lainnya, yaitu jadwalnya di luar hari belajar biasa dan jumlah muridnya hanya 10 anak saja. Jadi, interaksi dengan guru juga bisa lebih aktif. Tapi, ada biaya juga yang dibebankan sebesar Rp33,000/kelas, dan bisa ambil kelas add on berapapun sesuai kemampuan. Biandul sendiri sempat ambil dua kelas tambahan, tapi gak sama Ibu Dania, dan ternyata anaknya tetap lebih sreg diajar sama Ibu Dania aja katanya.
RUANG DISKUSI TANYAMU
Di website SMM Sekolahmu, ada juga ruang chat untuk tanya jawab orangtua dengan guru, dibagi menjadi Tanyamu grup besar, untuk seluruh orangtua murid, dan juga Tanyamu untuk masing-masing kelas. Jadi, kita bisa lebih spesifik menanyakan info sekolah yang sesuai dengan topiknya.
Selain itu, ada juga orangtua murid yang akhirnya berinisiatif untuk membuat grup Whatsapp yang gak ada guru di dalamnya untuk memudahkan komunikasi. Kami semua saling bertukar informasi tentang aktivitas yang akan dilakukan, perubahan jadwal kelas, dan info lainnya yang berkaitan dengan kegiatan di kelas berikutnya. Seru deh, bisa sambil curhat juga, jadi kebayang kalau kita ketemu langsung sambil nungguin anak selesai sekolah, pasti ngobrolnya seru banget.
SERTIFIKAT TRIWULAN
Per tiga bulan, murid akan mendapatkan sertifikat yang bisa di-download dari website jika murid sudah melakukan semua aktivitasnya hingga mencapai 100%. Setelah triwulan kedua, murid baru akan mendapatkan rapor. Sayangnya kami memutuskan untuk berhenti dan gak melanjutkan Biandul ke program selanjutnya. Jadi, Biandul hanya bersekolah di PAUD SMM selama tiga bulan saja. Akhir September kemarin adalah minggu terakhir Biandul masuk kelas, huhu.
Sebenarnya saya yang sedih karena rutinitas ini tuh udah enak banget dilakuin. Setiap Senin dan Kamis, saya pasti siap-siapin kebutuhan untuk sekolah. Selesai sekolah, kami kerjakan tugas mana yang Biandul mau dikerjakan duluan. Lalu, saya input ke website, baru deh kita istirahat. Jadi, Biandul punya rutinitas sehari-hari yang gak cuma main doang aja gitu. Saya juga jadi punya acuan untuk ajarin Biandul apa aja sesuai dengan kurikulum yang udah disiapkan di sekolah.
PELAJARAN YANG DIDAPAT SELAMA TIGA BULAN
Selama tiga bulan kemarin, Biandul udah belajar tentang panca indera, belajar menghitung maju dan mundur, belajar mengenal emosi, belajar mengenal anggota tubuh dan kegunaannya, juga belajar macam-macam bangun ruang. Saya sangat melihat beberapa perbedaannya setelah mendapatkan pelajaran ini bersama gurunya. Ternyata, ada banyak progress yang diperlihatkan, dan saya senaaang sekali mengetahuinya.
Kadang, Biandul bisa bilang, "Suara apa, tuh? Bian denger dari kuping Bian" ketika mendengar sebuah suara yang ia gak tahu sumbernya apa. Di lain hal, ia juga pernah bilang, "Bian lihat tadi Mama ke depan rumah pakai mata Bian". Sebelum ini, ia cuma bilang "Bian tadi dengar" atau "Bian tadi lihat" aja, tanpa menyebutkan indera apa yang ia gunakan untuk melihat dan mendengar. Sesederhana ini, tapi berarti banyak bagi saya, sebagai orangtuanya, yang merasa pelajaran yang ia terima selama ini benar-benar ada pengaruhnya.
Selain itu, Biandul juga mulai bisa diajak berinteraksi dengan orang lain, karena sebelum ini, ia adalah anak yang agak susah disapa oleh orang yang menurutnya asing. Saya bisa perhatikan bahwa anak saya termasuk memiliki tipe temperamen "slow to warm up", yang artinya gak mudah dibujuk atau di-approach dengan sembarangan orang.
Tapi, setelah sering belajar bareng teman-temannya dan Ibu Dania, meski hanya online saja, Biandul jadi lebih tahu bahwa rasanya disapa oleh orang lain itu menyenangkan. Kadang, ia ngambek dan bahkan sampai nangis kalau Ibu Dania gak menyebut namanya. Padahal kan, gurunya harus bergantian menyebut nama teman-teman lainnya juga. Meskipun begitu, Biandul masih sering susah diajak bicara oleh orang lain di sekitar rumah. Ia masih lebih sering diam dan gak mau menjawab saat ditanya, atau hanya jawab seperlunya aja. It's okay, ini proses yang mungkin butuh waktu panjang.
KESAN SELAMA BELAJAR DI PAUD SMM
PAUD SMM adalah sekolah pertama yang kami coba, dan kesan utamanya adalah bahwa sekolah ini menyenangkan. Terbukti dari 12 minggu pertemuan, Biandul hampir gak pernah tantrum karena gak mau sekolah, malah kebalikannya dia gak mau selesai sekolah dan nangis minta sekolah lagi. Saat mengerjakan aktivitas mandiri pun, Biandul terlihat kooperatif dan gak ngambek diajak mengerjakan ini dan itu. Jadi, saya pun gak kesulitan input tugasnya.
Sayangnya, ternyata ada banyak sekali biaya tambahan yang dibebankan untuk beberapa aktivitas lainnya, sehingga anggaran yang dibayarkan saat awal registrasi itu ternyata belum memenuhi semua kebutuhan sekolah, seperti misalnya fitur personal chat orangtua murid dengan guru agar bisa konsultasi lebih private, dikenakan biaya tambahan. Toolkit-nya pun ada biaya tambahan karena yang didapat hanya toolkit gratis. Selain itu juga ada kelas add on yang berbayar jika mau mengikuti kelas dengan jumlah murid yang lebih sedikit.
Untuk lokasi sekolah offline SMM, sebenarnya saya mau banget cobain, tapi karena terbatas hanya 5 murid per kelas, dan lokasinya juga jauh semua dari rumah, jadi Biandul harus merelakan gak tahu rasanya ikut sekolah offline, gak apa-apaaa. Pandemi memang membuat segala urusan jadi lebih rumit.
Untuk staff dan guru yang terlibat sangat memuaskan sekali karena sangat informatif dan helpful. Admin-admin yang menjawab pertanyaan dan membantu perihal registrasi pun ramah dan dapat memberi tanggapan dengan cepat. Guru-gurunya punya metode interaksi dengan cara yang seru dan menyenangkan. Proses belajar dan kemudahan menggunakan website juga sangat terbantu. Kurikulum dan aktivitas yang dilakukan gak membosankan, meski hanya bertemu lewat layar komputer aja selama satu jam.
KESIMPULAN
Ternyata, meskipun menyenangkan, ada banyak pertimbangan lainnya yang membuat saya dan suami memilih untuk gak melanjutkan program triwulan selanjutnya PAUD di SMM. Salah satunya adalah karena Biandul gak bisa tatap muka dengan guru dan teman secara langsung, jadi momen bermain dan mengenal teman-temannya selama sekolah PAUD tuh gak terlalu berasa. Bian hanya mengenal gurunya, Ibu Dania, tapi gak mengenal teman-temannya satu per satu karena gak ada interaksi langsung. Meskipun saya menyebut nama beberapa anak, besoknya Biandul udah lupa lagi. Kalau bisa ketemu langsung dan main bareng, mungkin Biandul akan lebih bisa mengenal temannya secara personal, dan momen main barengnya jadi lebih bisa dirasakan.
Akhirnya, kami lebih merasa Biandul butuh bersekolah lagi nanti ketika sudah mulai belajar calistung aja. Lebih dapat banyak pelajaran yang gak cuma hanya praktik dan bermain aja seperti di PAUD sekarang. Kemungkinan kami akan ambil program TK A/B (entah di SMM lagi atau bukan) untuk mendapatkan pelajaran calistung selama satu tahun ajaran, supaya bisa langsung lanjut masuk SD setelahnya tanpa jeda. Jadi, Biandul gak keburu bosan kelamaan merasakan sekolah di rumah karena menghabiskan masa TK-nya hanya di depan layar komputer selama pandemi. Sedangkan untuk mendaftarkan ke TK dekat rumah yang sudah melakukan tatap muka, saya masih belum berani karena pandemi belum mereda.
Kesimpulannya, selama Biandul bersekolah di SMM, ada beberapa hal yang belum memenuhi ekspektasi saya, tapi secara keseluruhan program belajar selama 12 minggu, Biandul mengalami banyak progress yang lebih baik. Itu artinya, ia menyerap ilmu itu dengan sangat baik, karena guru yang men-deliver pelajaran itu juga melakukan tugasnya dengan baik. Terima kasih yaa, untuk seluruh staff dan pengajar di SMM, terutama guru kelas Apel, Ibu Dania. Terima kasih juga orangtua murid yang sudah saling bantu memberi info dan saling mengingatkan tentang banyak hal. Bukan cuma anaknya yang dapat manfaat, tapi Mamanya juga punya teman ngobrol baru.
Nah, sekarang, kamu udah ngerasa mau siap-siap daftarin anak ke PAUD gak nih, Buibuk? Kalau iya, Sekolah Murid Merdeka bisa jadi salah satu opsi kamu. Untuk cara pendaftaran dan biayanya, silakan kunjungi website smm.sekolah.mu. Oiya, SMM punya program pendidikan hingga jenjang SMA juga, lho! Yuk diintip dulu semua programnya melalui website, sebelum mendaftar! 😉
Gantian yuk, Buibuk. Sekarang saya minta rekomendasi sekolah TK selain SMM, yang mungkin pernah dicoba. Lebih menarik lagi kalau punya program trial gratis dulu, jadi saya bisa cobain dulu sebelum memilih TK selanjutnya untuk Biandul nanti. Yuk yuk kita sharing di kolom komentar 😅