Saat menjelang Lebaran di tahun 2020, keluarga besar suami udah berencana pulang kampung bareng-bareng naik kereta api. Tapi, ternyata pandemi Covid-19 malah membuat kita semua terpenjara di dalam rumah. Gak bisa ngapa-ngapain, gak bisa ke mana-mana, gak bisa hidup tenang, akhirnya rencana mudik batal total. Meskipun uang refund tiket kereta api dibalikin 100%, tapi kita udah benar-benar kecewa banget. Selama lima tahun saya ikut keluarga besar suami, kayaknya baru saat itu deh kesempatan kita semua bisa pulang kampung bareng tiga keluarga. Makanya kita sedih banget ketika perjalanan harus dibatalkan. Momen kumpul bareng keluarga harus ditunda entah sampai kapan. Huh!
Tahun berikutnya pun kita masih belum boleh merayakan Idulfitri ke mana-mana, kebijakan PPKM udah dilakukan dengan berbagai level dan segala cara, tapi si virus ini betah banget ternyata, bahkan mereka semakin bisa berevolusi menjadi varian-varian baru, yang masih tetap membuat kita semua merasakan cemas setiap harinya. Ngeri banget ya? Meskipun udah capek banget dan gak tahu harus gimana lagi, tapi satu-satunya keputusan terbaik adalah dengan tetap menjaga diri dan keluarga, dan sangat berhati-hati saat berkegiatan di luar rumah, karena kita gak bisa juga terus-terusan terkurung di dalam rumah setiap hari. Ada banyak hal yang harus diurus, dilakukan, dan akan terhambat kalau kita gak berani ke luar rumah.
Suami saya dan tiga anggota keluarga lainnya di rumah pun sempat terpapar juga, syukurlah kami semua kembali pulih dan sehat hingga sekarang. Baca cerita lengkapnya di sini yuk: Suami Positif Covid-19, Bagaimana Cara Merawat Selama Isoman di Rumah?
Saya termasuk orang yang lumayan lega ketika ada berita bahwa Pemerintah bakal menerapkan PPKM di akhir tahun hingga awal tahun depan. Eh, ternyata malah dibatalkan, entah apa alasannya. Saya cuma bisa berdoa semoga gak ada gelombang-gelombang lonjakan kasus berikutnya di sini karena udah benar-benar pasrah dan capek banget. Untungnya lagi, semua anggota keluarga di rumah udah vaksin dua dosis semua. Takut banget ada pengulangan kasus lagi. Repot banget loh isoman di rumah tuh, huhu.
Meskipun kasus Covid-19 udah agak mereda, tapi selama hampir dua tahun ini saya baru cuma dua kali ke luar kota. Tahun lalu liburan ke Bandung, dan akhir bulan November lalu ke Yogyakarta, menjenguk mbah dari keluarga suami. Sebenarnya masih agak khawatir sih, tapi berbekal persiapan dari jauh hari dan tetap melakukan prokes dan hati-hati. Kita harap perjalanan kali ini aman dan lancar.
Beberapa pertanyaan dari saya dan kebanyakan orang lain, yang sekilas saya lihat juga di komen IG KAI , juga bakal saya rangkum di sini, supaya teman-teman bisa dapat info yang lebih lengkap lagi. Yuk, disimak!
Daftar stasiun yang menyediakan layanan antigen:
Tahun berikutnya pun kita masih belum boleh merayakan Idulfitri ke mana-mana, kebijakan PPKM udah dilakukan dengan berbagai level dan segala cara, tapi si virus ini betah banget ternyata, bahkan mereka semakin bisa berevolusi menjadi varian-varian baru, yang masih tetap membuat kita semua merasakan cemas setiap harinya. Ngeri banget ya? Meskipun udah capek banget dan gak tahu harus gimana lagi, tapi satu-satunya keputusan terbaik adalah dengan tetap menjaga diri dan keluarga, dan sangat berhati-hati saat berkegiatan di luar rumah, karena kita gak bisa juga terus-terusan terkurung di dalam rumah setiap hari. Ada banyak hal yang harus diurus, dilakukan, dan akan terhambat kalau kita gak berani ke luar rumah.
Suami saya dan tiga anggota keluarga lainnya di rumah pun sempat terpapar juga, syukurlah kami semua kembali pulih dan sehat hingga sekarang. Baca cerita lengkapnya di sini yuk: Suami Positif Covid-19, Bagaimana Cara Merawat Selama Isoman di Rumah?
KONDISI PANDEMI SAAT INI
Kalau melihat grafik kasus Covid-19 di website per Bulan November 2021, sepertinya angka kasus Covid-19 memang terjadi penurunan drastis. Menjelang akhir tahun, biasanya justru jadi masa was-was banget karena biasanya kasus melonjak naik lagi setelah perayaan hari besar keagamaan, seperti Idulfitri, Natal, dan hari besar lainnya seperti perayaan tahun baru. Saat perayaan-perayaan tersebut, masyarakat cenderung melakukan lebih banyak aktivitas yang melibatkan banyak orang dan berkerumun, sehingga penularan terjadi dengan mudah. Maunya sih tahun depan kita udah bisa silaturahmi ke keluarga dan kerabat terdekat tanpa worry yaa, tapi ya gak ada yang tahu kondisinya akan kayak apa. Lebih parah kah, atau mungkin semakin mereda. Jangan capek berdoa dan berharap terus yuk.Meskipun kasus Covid-19 udah agak mereda, tapi selama hampir dua tahun ini saya baru cuma dua kali ke luar kota. Tahun lalu liburan ke Bandung, dan akhir bulan November lalu ke Yogyakarta, menjenguk mbah dari keluarga suami. Sebenarnya masih agak khawatir sih, tapi berbekal persiapan dari jauh hari dan tetap melakukan prokes dan hati-hati. Kita harap perjalanan kali ini aman dan lancar.
YANG PERLU DIPERHATIKAN SEBELUM BEPERGIAN NAIK KERETA
Nah, karena ada satu dan dua urusan, ditambah hasrat mau menyegarkan diri ke luar rumah, akhirnya saya dan keluarga suami sepakat untuk pulang ke kampung halamannya di Gunungkidul dan Bantul. Ini udah kali ketiga saya ikut, dan gak pernah gak betah, malah pengin banget bisa berkunjung lebih sering. Yaaa, sekalian curi-curi liburan tipis deh haha, Biandul udah penasaran banget mau lihat pantai. Pertama kali kita ke pantai, dia masih berumur 11 bulan, dan gak ingat apa-apa. Jadi rasanya kayak baru kenalin pantai untuk pertama kalinya lagi ke dia. Apalagi jarak dari rumah yang di Bantul ke pantai cuma 10 menitan aja.Baca juga: Pengalaman Menginap di Hotel Yogyakarta
Akhir bulan November lalu, berangkatlah kita naik kereta api ekonomi dari Jakarta ke Yogyakarta. Karena kondisi pandemi belum hilang sepenuhnya, tentu peraturan tentang perjalanan ke luar kota ini juga jadi lebih ribet dari biasanya. Oiya, pas banget peraturannya juga baru berubah, bahwa anak di bawah 12 tahun udah boleh ikut perjalanan ke luar kota per Oktober 2021, yang sebelumnya anak-anak dilarang ikut. Makanya, akhirnya kami ikut karena bisa ajak Biandul.
Selain (sudah pasti harus) taat prokes, saya juga jadi menyiapkan banyak hal supaya perjalanan jadi lebih aman, karena bawa balita nih. Salah satunya adalah mencari tahu berbagai info supaya kita gak missed dan berakibat batal berangkat. Beberapa hal yang saya siapkan sebelum berangkat adalah:
Apa aja syarat lengkap naik kereta saat pandemi?
Sebenarnya info ini udah banyak beredar juga di portal berita online, tapi kadang ada juga banyak pertanyaan yang bikin ragu sendiri, takut keliru atau ada info yang terlewat. Saya bantu rangkum di sini dari sumber website KAI langsung ya, teman-teman.
Akhir bulan November lalu, berangkatlah kita naik kereta api ekonomi dari Jakarta ke Yogyakarta. Karena kondisi pandemi belum hilang sepenuhnya, tentu peraturan tentang perjalanan ke luar kota ini juga jadi lebih ribet dari biasanya. Oiya, pas banget peraturannya juga baru berubah, bahwa anak di bawah 12 tahun udah boleh ikut perjalanan ke luar kota per Oktober 2021, yang sebelumnya anak-anak dilarang ikut. Makanya, akhirnya kami ikut karena bisa ajak Biandul.
Selain (sudah pasti harus) taat prokes, saya juga jadi menyiapkan banyak hal supaya perjalanan jadi lebih aman, karena bawa balita nih. Salah satunya adalah mencari tahu berbagai info supaya kita gak missed dan berakibat batal berangkat. Beberapa hal yang saya siapkan sebelum berangkat adalah:
- Anak di bawah 12 tahun yang belum bisa divaksin, harus tetap melakukan tes PCR/antigen, bisa dilakukan di stasiun atau di luar stasiun sejak H-1 keberangkatan.
- Menyiapkan KK atau kartu identitas dan anak harus didampingi oleh orangtua kandungnya.
- Bawa bekal, alat makan, dan air minum sendiri dari rumah.
- Sounding sejak 1-2 minggu sebelum berangkat, supaya anak bisa siap bahwa kita akan melakukan perjalanan jauh dan lama.
- Masker dan hand sanitizer gak boleh ketinggalan juga. Kalau butuh dan merasa perlu, tambah juga toilet saniter/disinfectant spray.
SYARAT NAIK KERETA SAAT PANDEMI
Wajib banget hukumnya untuk cari tahu info sebanyak mungkin, kalau ini adalah kali pertama kamu pergi ke luar kota naik kereta saat pandemi. Kamu bisa browsing dengan kata kunci yang dibutuhkan, atau tanya langsung ke IG KAI, tapi sepengalaman saya kemarin mereka balasnya agak lama. Harus dicolek-colek juga di komen atau tag adminnya terus biar segera dibalas.Apa aja syarat lengkap naik kereta saat pandemi?
Sebenarnya info ini udah banyak beredar juga di portal berita online, tapi kadang ada juga banyak pertanyaan yang bikin ragu sendiri, takut keliru atau ada info yang terlewat. Saya bantu rangkum di sini dari sumber website KAI langsung ya, teman-teman.
FAQ TENTANG PROSEDUR NAIK KERETA SAAT PANDEMI
Di antara info yang udah saya dapatkan dari website KAI, ternyata masih banyak juga hal yang belum saya tahu lebih jelasnya. Nah, buat teman-teman yang baru melakukan perjalanan ini pertama kali selama pandemi juga pasti punya kebingungan yang sama. Apalagi syaratnya memang lebih ribet dari kondisi normal, wajar kalau kita bakal lebih banyak bertanya supaya yakin bahwa perjalanan kita akan aman dan lancar.Daftar stasiun yang menyediakan layanan antigen:
Nah, sekian info yang saya rangkum setelah saya merasakan pengalaman pergi ke luar kota dengan anak-anak menggunakan transportasi kereta api saat pandemi. Semoga bisa membantu teman-teman yang membutuhkan infonya, ya! 😊