"Uti mah nggak ngerti Biandra ngomong apaan, bahasa Inggris melulu." Keluh Utinya Bian suatu hari. Saya sendiri gak sadar juga sejak kapan dia fasih berbahasa Inggris dalam berbicara. Yang jelas, sejak dia bisa berhitung 1-10, dia pertama kali bisa mengucap bahasa Inggrisnya sebagai one, two, three, bukan bahasa Indonesianya sebagai satu, dua, tiga. Hal ini sesungguhnya di luar kendali, karena meskipun dikenalkan, saya dan suami gak expect akan bisa secepat ini diserapnya.
BELAJAR DARI NONTON YOUTUBE
Awal mula Biandul paham tentang bahasa Inggris adalah, karena dari bayi, sebagian besar nursery rhyme yang saya kenalkan berbahasa Inggris, termasuk lagu alphabet, phoenix, dan number. Kenapa? Gak ada alasan khusus, cuma enak-enak aja lagunya. Saya sendiri sampai ikut hafal semua lagu di luar kepala karena setiap hari nemenin Biandul nyanyi. Lagu bahasa Indonesia sebenarnya juga enak-enak, kok. Tapi, di YouTube Kids kebanyakan kan bahasa Inggris. Beberapa lagu bahasa Indonesia yang Biandul hafal paling Diobok-obok, Kepala Pundak Lutut Kaki, Cicak di Dinding, ya itu-itu lagi yang dinyanyikan. Sisanya emang udah paling enak lagu-lagu dari Cocomelon, Looloo Kids, Little Baby Bum, Little Angel, dan Dave & Ava.
Selain lagu, series yang sering Biandul tertarik untuk nonton adalah Peppa Pig, Babybus (paling suka sama Kiki & MiuMiu), Paw Patrol, Pororo, Tayo, Caitie's Classroom, dan sekarang-sekarang lagi suka nonton PJ Masks, Super Wings, dan hal-hal random lainnya kayak robot, lego, super hero, dan lain-lain. Nah, sebagian besar kan memang pakai bahasa Inggris ya, jadi kayaknya sambil nonton, sambil belajar dan menghafal juga secara gak sengaja. Padahal, tadinya waktu Biandul masih bayi, lumayan membatasi screen time, dan cuma boleh nonton di tv aja pakai kabel HDMI. Tapi, semenjak tv rusak dua tahun yang lalu dan gak di-service, jadi mulai nonton via ponsel deh. Sebagai mamak yang masih mau waras, kayaknya kehidupan parenting saya jauh dari kata ideal kalau urusannya sama screen time deh hehe. Kalau hal ini sih jangan ditiru kalau bisaa 🙈
Balik lagi ke gaya komunikasi Biandul, saya memang berharapnya dia bisa bahasa Inggris, karena ini bahasa general yang memang sudah menjadi basic skill yang harus dimiliki meskipun tidak menjadi bahasa utama di rumah. Tapi, saya gak mau menuntut dia untuk selalu berkomunikasi pakai bahasa Inggris melulu. Toh, Biandul baru bisa menyusun beberapa kata menjadi satu kalimat utuh itu ya setelah lewat umur tiga tahun. Yes, baru-baru ini aja. Sebelum itu, dia cuma tahu satu-satu vocab aja, misalnya:
"Ma, Bian mau makan eggs. Eggs tuh enak tau."
"Bian mau nonton giraffe, Mama. Tolong dicariin."
"Kue ulang tahun Bian ada bee-nyaa! Waaa, delicious!"
"Kok Bian dibeliin warna blue? Kan Bian maunya warna pepol (purple)."
Lalu, dia sering banget kayak orang lagi ngomong, pakai aksen kebarat-baratan (kayaknya nyontoh cara ngomong yang sering dia tonton deh), tapi gak jelas sama sekali kata-kata yang keluar itu apa. Kayak semacam pura-pura berkomunikasi pakai bahasa Inggris gitu, loh. Padahal yang kedengeran bener cuma 1-2 kata aja, sisanya cuma bubbling doang. Di sini, saya dan suami kayak mulai heran. Ini anak kenapa, mau ngomong Inggris tapi belum tau banyak kata-katanya. Jadi asbun aja alias asal bunyi. Contohnya begini:
"I want hdlangvs because my friend kavigaown ma usi. Yes, you can hdlmeusc but akbsyla everytime!" Kagak jelassss maksudnya ngomong apaaaa hahahaha.
Akhirnya, difasilitasi sama suami, mulai diajakin berkomunikasi pakai bahasa Inggris dalam satu kalimat utuh yang pendek-pendek, sesekali aja. Biar dia mulai paham struktur kalimat, dan nambah satu per satu vocabulary-nya. Ini juga gak expect banyak-banyak sih, cuma sering mikir ini anak mau ngobrol pakai bahasa Inggris tapi gak bisa bikin kalimat. Kalau gak ditemenin belajar ya akan begini-begini aja. Jadi, dalam seminggu itu kita ada 1-2 hari yang ngajak Biandul berkomunikasi pakai kalimat pendek dalam bahasa Inggris, misalnya begini:
"Bian, are you happy?"
"Yes!" Dia bisa jawab, berarti dia paham.
"Do you want to go to the park today?"
"Yes. I want park today." Dia mulai ngikutin sedikit. Dan paham artinya kalau saya ngajak dia ke taman.
"Bian, let's take a bath with me!" Kata Ayah.
"No! Bian mau mandi sama Mama aja." Ehh, dia paham hahaha, tapi balesnya pakai bahasa Indonesia 🤣
MENGAPA TIDAK LES BAHASA INGGRIS?
Belum kepikiran sampai sana, karena usianya juga baru 3.5 tahun, tapi bukan berarti gak akan juga. Lebih tepatnya sih belum ada budget sekolahnya hehehe. Kalau untuk bahasa komunikasi sehari-hari yang sangat sederhana, saya dan suami masih bisa juga temenin dan praktek bareng. Jadi, kita sebagai orang dewasa juga secara gak sadar ikut belajar bareng, apalagi saya butuh belajar speaking dan jadi ada teman belajar kalau ikut ngobrol sama Biandul. Ditambah lagi, tiap dia lagi nonton, saya sering juga ikutin dialog-nya di depan Biandul biar dia makin jelas kayak apa cara ngomongnya. Gak lupa juga dikasih tahu artinya supaya makin paham. Nanti ada aja nih satu hari dia yang mulai duluan ngomong pakai bahasa Inggris, dan kita musti ikut ngerespon pakai bahasa Inggris juga.
Sehari-hari, Biandul begitu aja sih cara belajarnya. Nyanyi lagu bahasa Inggris juga bisa mempercepat dia paham struktur kalimat dan artinya. Yang sekarang lagi paling sering dia nyanyiin itu lagu Itsy Bitsy Spider, Head Shoulders Knees and Toes, London Bridge is Falling Down, dan Row Row Your Boat. Tiap mandi ituuuu aja yang dinyanyiin setiap hari. Mamak harus pura-pura tetap semangat ikut nyanyi walaupun dalam kuping udah bosennn banget hahaha.
CARA PRAKTEK BERDIALOG DENGAN BAHASA INGGRIS
Saya nih kan nilai bahasa Inggrisnya juga gak bagus-bagus amat ya dulu waktu sekolah, tapi Ayahnya Biandul lumayan terbiasa karena hampir semua kliennya dari luar negeri dan harus berkomunikasi pakai bahasa Inggris, jadi saya juga musti seimbangin dengan sering-sering diskusi ke suami kalau ada yang saya gak paham. Nah, ternyata, cara ini juga dicontek Biandul. Kadang-kadang ada satu kesempatan dia nanya ke Ayahnya, "kipas tuh apa (bahasa Inggrisnya)?" Lalu dijawab "fan." Tapi, besoknya lupa lagi dan nanya lagi, kita harus sabar deh tuh, jangan sampai keucap "kan kemarin udah dikasih tahu, masa lupa lagi sih?" Nanti bisa-bisa semangat belajar anaknya menurun karena gak percaya diri untuk nanya ke orangtuanya, takut disalahin, atau dianggap gak mampu belajar hanya karena lupa.
Ketika suatu hari Biandul duluan yang ngajak ngobrol pakai bahasa Inggris, saya juga harus menjawab pakai bahasa Inggris. Kalau saya gak tahu, saya ajak Biandul cari tahu dulu bareng-bareng pakai Google Translate, terus lanjut ngobrol lagi. Kalau pengucapannya belum terlalu jelas, jangan langsung bilang gak ngerti. Pelan-pelan ditanya lagi dan kasih pengertian pakai bahasa Indonesia dulu, misalnya:
"Mommy, I want kreng truck (crane truck maksudnya)!"
"What do you mean?"
"Kreng, I said kreng."
"Hmm, please show me where can I see your kreng thing? So I can help you to look for it." - tolong jangan bully kalau grammar saya ada yang salah 🙈 masih belum paham nih kreng itu apaaa?! Jadi, saya minta tolong tunjukkin kira-kira di mana kita bisa cari itu? Kalau udah tahu tempatnya, jadi bisa lebih mudah nebaknya.
"Here. Maybe my kreng truck is here, Mommy. On the toy box."
"Ohhhh, crane truck maksudnya?" - emaknya baru paham haha.
"Yes."
Akhirnya saya paham kalau yang dia maksud itu crane, tapi karena belum jelas artikulasinya, jadi saya gak tahu hehe. Tapi, kalau dari awal bilang gak ngerti, gak jelas, takutnya anak jadi malu buat ngomong bahasa Inggris ke depannya. Ya, namanya orang kan beda-beda ya pastinya. Jadi sebisa mungkin harus tahu cara merespon anak supaya gak terdengar menyepelekan atau meremehkan kemampuannya. Jadi, saya pun masih memiliki kendala dalam memahami pengucapan Biandul, tapi selalu berusaha menebak-nebak apa yang dia katakan. Kalau salah, coba lagi tebak hal lain yang paling mendekati.
Di hari lain, saya justru sering banget dibuat malu karena gak tahu arti dari kata yang Biandul ucapkan, misalnya waktu ke Sea World dia melihat sting ray, tapi dia mengucapkan cingray. Sampai selesai berkeliling saya masih gak paham maksud dari cingray itu. Saat membeli boneka di toko souvenir-nya, Biandul memilih boneka ikan pari untuk dibeli. Dia berteriak, "Bian mau cingray! Bian suka cingray!" Diam-diam saya buka aplikasi translate dan mencari bahasa Inggris ikan pari, yang ternyata adalah sting ray. HAHAHA selama ini saya gak tahu ikan pari itu sting ray, makanya gak paham. Eh ternyata Biandul malah yang lebih tahu duluan. Baiklaaah, Mama kalah! 🤣
Biandul and his cingray 🤣 |
Baca juga:
Gak usah malu kalau kemampuan anak ada di atas kita, justru kita harus bangga. Akui aja kalau memang kita gak tahu, lalu sama-sama cari tahu. Jadi, kita bisa saling belajar bareng, gak melulu ngerasa orangtua banyak tahu dan anak didikte ini itu aja tanpa dikasih kesempatan untuk sharing. Hmm, lagipula kayaknya Biandul lebih banyak tahu vocab duluan tanpa saya ajarin tuh dari nonton di YouTube Kids deh. Soalnya saya pun gak pernah ada sesi khusus belajar bahasa Inggris dan diktein satu per satu vocab, anaknya tahu sendiri aja tiba-tiba. Makanya sering kaget kalau ternyata dia suka menyebutkan hal-hal yang ada di rumah dengan bahasa Inggris, karena kayaknya belum pernah ngajarin itu tapi kok dia bisa tahu duluan? Kalau ditanya, dia jawabnya "tahu dari YouTube" wadaww.
Ada metode lain yang bisa digunakan untuk mengajarkan anak tentang bahasa Inggris? Atau ada bahasa lain yang jadi consider untuk dipelajari selain bahasa Indonesia dan Inggris? Share yuk, Mom! 😊