Siapa yang masih belum berani pasang KB hayo ngacuuung?! Tos sama saya sini! 🤣🤣 Meskipun penuh dengan ketakutan bakal kebobolan, tapi pemilihan pasang KB ini cukup rumit buat saya. Yang gak bisa konsisten minum pil lah, yang takut sama alat cocor bebek lah, yang takut ngaruh ke hormon ini itu lah, hahaha ya banyak banget deh pertimbangannya. Kebetulan suami saya pun gak bisa milih ketika saya tunjukkan banyak merode kontrasepsi yang mungkin bisa digunakan. Katanya, "gak usahlah pakai gitu-gituan. Yang alami aja supaya hormon kamu gak berantakan." Uwuuu, kadang suami saya tuh suka gak sadar kalau omongannya dianggap celetukan biasa aja, tapi lumayan deep buat saya, hehe.
Saya jadi merasa dihargai sebagai perempuan yang memiliki otoritas atas tubuh, karena saya yang paham kondisinya dan apa yang sebaiknya saya gunakan dalam tubuh saya. Suami saya bukan tipikal orang yang suka memaksakan kehendaknya, karena mencegah kehamilan bukan hanya tugas saya sendiri dan bukan cuma tubuh saya yang harus bertanggung jawab untuk mencegahnya, Ia pun punya tugas yang sama. Lalu, saya bilang lagi ke dia, "kalau gak pakai alat kontrasepsi apapun, tugas kita untuk berhati-hati supaya gak kebobolan jadi sangat penting. Saling menjaga supaya kehadiran anak kedua kita tuh sesuai dengan yang kita rencanakan." Ia setuju, dan sampai sekarang kita masih bekerja sama dalam hal ini bersama-sama.
Nah, akhirnya, setelah selama ini dilalui begitu saja tanpa pasang KB apapun, ternyata kami bisa jaga jarak anak sampai hari ini, tanpa kebobolan. Usia Biandul udah 3.5 tahun pula sekarang. Menurut saya ini udah lebih dari cukup. Meskipun sampai hari ini saya masih mau menunda anak kedua karena banyak pertimbangan, tapi kalau memang saya ternyata (gak sengaja) dikaruniai anak lagi, alias kebobolan, hehehe yaudah deh gapapa. Setidaknya, jarak anak pertama dan kedua gak terlalu dekat.
KB DENGAN FERTILITY TRACKER
Mau tahu gak tips yang selama ini saya pakai dalam mencegah kehamilan tanpa pasang KB? Yap, cuma pakai fertility tracker aja, Bun! Sebenarnya cara ini kebanyakan digunakan untuk pasangan yang sedang program hamil, tapi juga bisa berguna untuk pasangan yang sedang menunda anak, jika penggunaannya dilakukan secara terbalik. Maksudnya, ketika pasangan yang sedang program hamil mengenali masa subur tubuhnya melalui aplikasi ini untuk melakukan aktivitas seksual yang dapat menyebabkan kehamilan, maka cara kebalikannya adalah tidak melakukan aktivitas seksual selama masa subur untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan. Cara ini mungkin belum tentu ampuh diterapkan ke semua orang juga, karena ada banyak faktor pendukung lainnya. Tapi, gak ada salahnya kan untuk dicoba.
Jadi, aplikasi pelacak kesuburan ini memang kunci untuk bisa mengenali kebutuhan dan kesiapan tubuh, mengenali siklus bulanan, juga sebagai tracking saat masa subur berlangsung. Selain pakai kalender, saya dan suami juga pakai alat kontrasepsi kondom saat berhubungan badan, tapi kayaknya sih keseringan lupa juga ya, hahaha, lebih sering pull out (keluarin di luar wkwk). Ets, tapi balik lagi nih, kalau metode pull out ini gak selalu berhasil di semua orang, Bun. Jadi, amannya memang balik lagi pakai salah satu alat konstrasepsi yang paling nyaman di kamu aja ya. Semua hal yang saya tulis di sini berdasarkan kondisi pribadi saya sendiri dan apa yang selama ini udah saya lakukan, tapi bukan berarti semua orang juga akan berhasil melakukan hal yang sama. Jadi, kenali lagi tubuhmu sendiri, kondisi, dan kebiasaan sehari-hari untuk merencanakan kapan kehamilan berikutnya.
Baca juga: Delivery Day: Welcome, Biandra :)
Fertility tracker apa yang biasanya saya pakai? Nama aplikasinya adalah Ovia Fertility & Cycle Tracker, bisa kita singkat saja dengan sebutan Ovia. Selain ini, Ovia juga memiliki aplikasi tracker lainnya, seperti Ovia Pregnancy Tracker dan Ovia Parenting & Baby Tracker. Naaaah, cocok tuh. Program hamil pakai Fertility Tracker, setelah sukses hamil pakai Pregnancy Tracker, setelah anaknya lahir pakai Parenting Tracker deh. Lengkap ya, Bun. Yuk kita bedah fiturnya satu per satu. Saya cuma pernah pakai Ovia Fertility & Cycle Tracker ya, yang lainnya belum pernah pakai jadi gak bisa bahas lebih lanjut.
MENGAPA MEMILIH OVIA?
Sebelum memutuskan untuk menggunakan aplikasi ini, saya udah coba download beberapa aplikasi sejenis, tapi Ovia menurut saya lebih nyaman digunakan, dan tampilannya sangat jelas dan mudah untuk dipahami. Selain itu, fitur-fiturnya juga lengkaaaap banget. Ini jadi kalender curhat banget deh buat mencatat jurnal harian kamu agar bisa menjalani hidup sehat. Setiap bulannya, perkiraan projected period yang diinformasikan juga akurat banget. Saya hampir gak pernah telat, paling cuma beda sehari. Malah lebih seringnya maju sehari. Lebaran kemarin, saya sempat dibuat deg-degan karena tumben banget telatnya sampai 4 hari. Untung saja belum sempat kepikiran beli testpack dan menerima hasil positif yang ditakutkan, hahaha! Ampuuun, jangan dulu yaaa.
FITUR-FITUR APLIKASI OVIA
- Prediksi masa subur dan skor kesuburan harian
- Daily tracking calendar
Lihat gambar berikut:
- Yellow sign: data yang terekam dalam aplikasi setelah kamu meng-input-nya ke dalam kalendar (misalnya saat melakukan intercourse, atau saat menandai terjadinya period)
- Blue highlight: fertile window (alias masa subur, cyin!)
- Grey blood drop: projected period (alias perkiraan period kamu di bulan selanjutnya)
- Red blood drop: masa period (bisa di-edit saat masa period kamu maju atau terlambat)
- Pink heart: sex activity/intercourse
- Spotting: adanya bercak darah di luar masa period, bisa di-input secara manual setiap kali kamu memiliki gejala tersebut.
Ini adalah contoh kalender di bulan yang sudah di-input data secara manual |
Ini adala contoh kalender di bulan selanjutnya yang belum di-input data, hanya ada perkiraan masa period dan masa subur saja |
- Today's tracker
- QnA tentang kesehatan di tab Community. Biasanya kebanyakan seputar pertanyaan dengan jawaban voting, dan jawabannya diberikan secara anonymous.
- Timeline yang berisi tentang tips dan info harian yang relate dengan kamu.
Hmm, banyak banget kan fiturnya? Ets, ini belum semua saya sebut, lho. Soalnya di bagian menu, masih ada banyak fitur yang kayaknya bakal kepanjangan kalau saya bahas satu per satu, tapi secara garis besar, kamu bisa menemukan tentang analisis grafik masa subur dan siklus summary setiap bulannya dalam menu tersebut. Kamu juga bisa menemukan berbagai artikel dan insight tentang kesehatan, cara promil melalui siklus bulanan, juga daily self-care checklist yang mungkin sewaktu-waktu akan kamu butuhkan.
Menu lainnya yang bisa di-discover dalam aplikasi |
Udah tertarik untuk download belum? Yuk coba sekarang langsung di-download. Yang belum menikah dan tetap mau nge-track siklus menstruasi juga bisa pakai kok. Malah kamu jadi bisa tau berapa lama siklus kamu, atau kenapa siklus kamu gak beraturan. Kalau ada gejala yang aneh, kamu bisa langsung konsul ke dokter untuk menganalisis lebih jelas tentang gejala yang mungkin kamu khawatirkan. Kalau kamu sudah menikah dan baru saja menerima testpack positif, selamat yaaa! Ketika kamu mengunjungi dokter kandungan, biasanya akan ditanya kapan hari pertama menstruasi terakhir, berapa lama durasinya, dan gejala apa saja yang sudah kamu rasakan selama ini. Nah, kalau sudah ada catatannya kan jadi enak jawabnya, gak ada yang kelupaan.
Baca juga: Pregnancy Diary: Jangan asal pilih obgyn
Semoga ulasan ini membantu, ya! 😉