Haiii, Moms! Maaf bangettt absen nge-blog hampir setahunan. Memang susah banget ya untuk belajar konsisten tuh. Padahal banyak yang mau ditulis dan di-share, tapi kadang ada aja yang bikin ketunda, lalu lupa, lalu keterusan males deh :(
Nah, karena saya baru ingat bahwa saya punya janji tulisan yang belum selesai ditulis, maka mari kita selesaikan yuk. Hehehe. Masih dalam episode manajemen ASIP, di tulisan kali ini saya akan membahas hal-hal berikut:
✔️ Rumus pumping
✔️ Power pumping
✔️ Let Down Reflex, dan
✔️ Hindmilk & Foremilk
Kalau kalian butuh baca dulu tulisan sebelumnya, silakan kunjungi Manajemen ASIP part I dan part II ini, yuk. Lalu, baru kita lanjut baca tulisan ini. Semoga bermanfaat ya untuk Buibuk yang sedang berjuang memberi ASI exclusive ke baby.
✔️ RUMUS PUMPING
Kenapa sih, pumping aja pakai rumus segala? Emang gak ribet ya? Bukannya tinggal pompa-pompa aja? Ets, tunggu dulu. Bagi working mom, hal ini pasti penting banget buat dipelajarin, karena ya udah ninggal baby kerja, masa gak maksimal juga sih kasih ASI-nya? Apalagi 6 bulan pertama itu eksklusif loh, tanpa makanan tambahan, dan belum lagi banyak juga ibu yang optimis gak mau tambah sufor untuk anaknya. Maka, rumus pumping ini akan membantu ibu untuk bisa mendapatkan ASI yang baik dan cukup untuk anak. Gak seribet yang dibayangkan kok. Dulu pun saya berpikir begitu, tapi karena keinginan saya kuat untuk kasih ASI tanpa sufor, jadi saya berusaha pelajari ini semua semaksimal mungkin, walaupun pada masanya akan ada banyak kendala dan mungkin membutuhkan bantuan sufor juga, ya gak masalah. Saya gak anti sufor kok, hanya saja saya mau mengusahakan ASI dulu semaksimal mungkin, sehingga penggunaan sufor hanya diperlukan di saat-saat tertentu saja. Setelah dijalani, ternyata gak seribet yang dipikirkan loh. Oiya, sebagai update, akhirnya saya bisa memberikan hak ASI ke anak saya selama full dua tahun, lalu menyapihnya dengan lancar loh, alhamdulillah hihi. Buat yang mau baca pengalaman saya menyapih, silakan klik link ini ya :)
Nah, kembali ke rumus pumping, saya menerapkan hal-hal berikut ini:
- Dalam satu sesi, durasi saya melakukan pumping adalah 20 menit di satu payudara. Biasanya, bisa menghasilkan 200ml ASIP kalau lagi deras. Tapi pernah juga 170ml tuh hasil perah dua payudara loh. Semua tergantung banyak kondisi juga.
- Dalam sehari, saya bisa pumping sebanyak 7-8x sesi, dalam jeda pumping 2-3 jam. Gak jarang juga pernah telat sampai 4-5 jam karena harus meeting di kantor klien, atau ada banyak pekerjaan dengan deadline tajam, atau pas lagi ada event dan gak ada tempat buat pumping. Duh, rasa nyerinya payudara pas lagi kenceng dan penuh tuh masih kebayang loh, gak enak banget.
- Usahakan dalam sehari, ada satu sesi POWER PUMPING. Penjelasan detail akan menyusul di bawah ya. Silakan simak terus.
- Saat saya di rumah, saya tetap direct breastfeeding, lalu dilanjut pumping lagi. Tapi durasi dan hasilnya pasti akan lebih singkat dan sedikit karena udah disedot baby duluan. Jadi tinggal sisanya aja sedikit yang penting payudara kosong maksimal, supaya supply ASI tetap tinggi. Ingat terus bahwa kunci ASI adalah SUPPLY & DEMAND. Semakin tinggi demand terhadap ASI, maka akan semakin tinggi pula supply yang diterima oleh tubuh.
- Silakan konsumsi ASI booster jika dibutuhkan. Dulu, saya cuma cobain beberapa aja tapi gak sering karena ternyata ASI saya cukup. Dan saya gak tau seberapa efektifnya mengonsumsi booster dengan hasil ASIP yang didapatkan. Tapi, jika memang butuh karena supply ASI seret, silakan coba beberapa yang paling sesuai sama kamu. Yang paling penting dan gak boleh dilupakan adalah asupan bergizi dan air putih.
Sekadar kesimpulan dan ilustrasi, jadwal pumping saya di awal-awal baby masih berumur 0-6 bulan itu seperti ini:
SESI 1 : Pukul 03.00 AM (pasang alarm biar bangun)
SESI 2 : Pukul 06.00 AM (sebelum berangkat kerja)
SESI 3 : Pukul 10.00 AM (baru sampai kantor)
SESI 4 : Pukul 12.00 PM / 01.00 PM (sambil break dan lunch)
SESI 5 : Pukul 04.00 PM
SESI 6 : Pukul 07.00 PM (sebelum pulang kantor)
SESI 7 : Pukul 10.00 PM (sampai rumah dan sudah bebersih badan)
SESI 8 : Pukul 12.00 AM (tengah malam wajib kebangun dulu dari tidur). Lalu lanjut lagi di jam seperti sesi 1. Begitu terus setiap hari.
Kurang tidur? Jelas. Bahkan sering banget pumping sambil ketiduran saking masih ngantuknya. Seiring bertambahnya usia, ketika anak sudah mulai MPASI dan jadwal nenennya sudah makin berkurang, jadwal pumping saya pun ikut menyesuaikan menjadi hanya 5-6x sehari. Tapi kalau stok ASIP di rumah udah tiris, saya harus kejar tayang lagi supaya stoknya bisa cukup terus. Saya mulai jarang pumping ketika anak sudah berusia 9 bulan, dan saya sudah resign dari kantor. Tapi demand ASI masih tetap tinggi karena anak terus direct breastfeeding. Jadi jangan takut ASI habis atau kering, selagi terus dipompa/dikeluarkan, maka ASI akan tetap diproduksi lagi oleh tubuh.
✔️ POWER PUMPING
Apa itu power pumping?
Power pumping itu teknik yang menyerupai fase anak growth spurt. Biasanya, produksi ASI akan menyesuaikan kebutuhan anak, jadi, again, jangan takut ASI habis. Sekadar mengingatkan, bahwa semua baby akan mengalami fase growth spurt, yang mana artinya baby mengalami percepatan pertumbuhan, sehingga ia akan lebih banyak merasa haus dan ingin menyusu. Lebih banyak dan sering dari biasanya, akan lebih sering rewel dan selalu nempel sama mamanya untuk menyusu, lalu kemudian pertumbuhan badannya akan terlihat lebih cepat jika diperhatikan. Yes, fase ini akan berlangsung selama beberapa hari, dan biasanya muncul saat newborn, atau di bulan kedua atau ketiga, lalu bisa berulang kembali. Nah, karena frekuensi menyusu anak yang sangat banyak saat growth spurt inilah, yang juga membuat tubuh memproduksi ASI lebih banyak menyesuaikan kebutuhan baby. Untuk working mom, hal ini penting juga untuk meningkatkan kuantitas ASIP. Maka, jika kita tidak bisa menyusui langsung anak kita di rumah, kita ciptakan sendiri fase growth spurt tersebut dengan pumping.
Gimana caranya?
Power pumping bisa dilakukan, bahkan disarankan selalu dilakukan minimal satu sesi setiap harinya, selama durasi SATU JAM, supaya tubuh terus mengirimkan sinyal untuk memproduksi ASI lebih banyak lagi. Mari kita bikin simulasinya:
20 menit double pumping)
(atau 10 menit pumping kanan, 10 menit pumping kiri)
--- istirahat 10 menit---
10 menit double pumping
(atau 5 menit pumping kanan, 5 menit pumping kiri)
---istirahat 10 menit---
10 menit double pumping
(atau 5 menit pumping kanan, 5 menit pumping kiri)
---istirahat 10 menit---
10 menit double pumping
(atau 5 menit pumping kanan, 5 menit pumping kiri)
---istirahat 10 menit---
10 menit double pumping
(atau 5 menit pumping kanan, 5 menit pumping kiri)
Total 60 menit.
Perbedaan power pumping dengan pumping biasa adalah durasinya. Biasanya, pumping dilakukan satu kali per sesi per payudara, misal 20 menit payudara kanan dan 20 menit payudara kiri, atau hingga payudara sudah dirasa kosong. Lalu selesai. Total 40 menit tanpa istirahat/jeda. Nah, power pumping ini dilakukan selama 60 menit dengan istirahat/jeda selama 10 menit dan 5 menit. Jeda ini dibuat agar payudara gak cepat ledes, dan masih tetap bisa memancing LDR (Let Down Reflex), makanya bisa bikin ASIP deras dan hasilnya banyak. Mudah banget kan ya, Buibuk? Kuncinya adalah harus bisa sempetin power pumping selama satu jam, jadi silakan disesuaikan saja jam berapa yang ideal untuk melakukan power pumping ini. Kalau saya dulu biasanya sambil break lunch di kantor. Pumping sambil makan di depan laptop sambil browsing bacaan atau buka socmed atau apapun yang santai. Selesai pumping biasanya ya selesai break juga, jadi bisa langsung lanjutin selesain kerjaan.
✔️ LET DOWN REFLEX
Lalu, let down reflex itu apa sih?
Jawaban paling sederhana adalah ketika kita pumping, lalu tiba-tiba merasa aliran ASI sangat deras selama beberapa detik, kemudian kembali normal lagi. Nah, saat ASI tiba-tiba deras itulah yang dinamakan fase let down reflex. Kuncinya, kita harus dalam keadaan sangat relakssss banget, gak boleh stres atau tegang. Saat LDR terjadi, kita juga akan merasakan sesuatu yang menggelitik di payudara, gak jarang juga akan rembes di payudara sebelahnya. Nah, kalau sedang direct breastfeeding, baby akan puas banget karena bisa minum ASI tanpa harus banyak effort mengenyot puting dulu karena alirannya sudah lancar. Let down reflex ini juga berfungsi untuk mengeluarkan hindmilk dengan mudah. Hindmilk yang bersifat kental dan memiliki banyak lemak biasanya akan keluar di sesi akhir pumping atau menyusui, tapi karena teksturnya yang kental, agak susah untuk keluar dan bisa jadi menumpuk di saluran payudara. Itulah mengapa kadang kita menemukan banyaknya benjolan kecil-kecil di dekat puting saat kita merabanya. Semoga penjelasan sederhana saya bisa dimengerti ya, Buibuk. Maaf banget kalau beberapa kalimat mungkin terbaca membingungkan, hehe. Boleh tanya loh di kolom komentar kalau masih ada yang bingung :)
Note: Jika sesi menyusui sangat singkat, setelah menyusui bisa dilanjut pumping sebentar untuk mengosongkan payudara dan mengeluarkan hindmilk yang mungkin belum dihisap oleh baby.
✔️ HINDMILK & FOREMILK
Di atas, saya sempat menyebutkan tentang hindmilk yang memiliki tekstur kental dan kaya akan lemak. Apa sih sebenarnya hindmilk itu? Apa pula foremilk itu?
ASI memiliki dua kandungan, kadang teksturnya pun terlihat menjadi dua lapis jika ditaruh di dalam botol. Apa perbedaan kedua kandungan ASI ini? Foremilk merupakan kandungan ASI yang lebih encer, berwarna lebih cerah, dan biasa disebut ASI depan karena keluar secara lancar di awal sesi menyusui atau pumping, sedangkan hindmilk disebut ASI belakang karena dihasilkan belakangan saat sesi menyusui/pumping hampir selesai. Teksturnya pun lebih kental dari foremilk dan warnanya agak pekat. Foremilk kaya akan protein, karbohidrat, vitamin, yang mampu mengatasi rasa haus baby dan baik untuk perkembangan otak, sedangkan hindmilk kaya akan lemak yang dapat membuat baby kenyang. Nah, kedua kandungan ini sama pentingnya untuk baby, sehingga sesi menyusui/pumping disarankan hingga satu payudara kosong dulu, baru pindah ke payudara lainnya, agar baby tidak hanya mendapat foremilk, tapi juga sempat menghisap hindmilk yang dihasilkan belakangan.
Jika selesai pumping dan ASI dimasukkan ke dalam kulkas, akan sangat tampak bahwa ASI akan berwujud dua lapis. Lapisan atas itu hindmilk-nya, yang lebih kental dan pekat, sedangkan lapisan bawah adalah foremilk. Ini sangat normal ya, bukan pertanda bahwa ASIP rusak atau basi. Saya pernah baca di IG @asiku.banyak, bahwa kedua kandungan ini tidak perlu dikocok agar menyatu, karena dikhawatirkan akan merusak komponen ASI. Lebih disarankan untuk digoyangkan pelan saja. Lagipula, saat dipindah dari botol ASIP ke botol dot juga pasti dua lapisan ini akan tercampur kok, jadi tidak perlu dikocok kencang-kencang yah.
Image source: https://exclusivepumping.com/foremilk-hindmilk-imbalance/ |
Nah, sepertinya manajemen ASIP part III cukup sampai sini yah. Saya coba ingat-ingat lagi untuk saya tulis di part selanjutnya, karena kayaknya udah dua tahunan stop pumping, dan udah hampir setahun sukses menyapih, jadi harus baca ulang refrensi yang dulu pernah saya baca, sambil buka-buka catatan dan ingat-ingat lagi apa yang belum saya share. Semoga bersabar membacanya dan banyak manfaat yang didapat ya. Jangan lupa share ke teman seperjuangan yang sedang membutuhkan ilmu ini, supaya semakin banyak ibu yang semangat memberikan ASI ke anaknya hingga selesai masa menyusui. Pasti akan makin melow deh kalau udah dekat-dekat waktu menyapih, karena akan kangen banget sama fase menyusui ini walaupun banyak repot dan sakitnya, hehe. Sampai jumpa lagi di tulisan selanjutnya, Buibuk!