Konsep film thriller & misteri masih menjadi favorit saya karena hampir selalu punya ending dan plot twist yang bikin bengong. Tadinya, saya pikir Korean drama itu isinya cuma romance dan cinta-cintaan doang, karena ya memang kebanyakan yang hits dan sering trending ya tentang genre itu aja. Makanya saya hampir gak tertarik nonton drakor. Sempat dibuat penasaran sama serial Reply 1988, ternyata filmnya memang ringan dan bagus banget. Vibe-nya benar-benar kayak kehidupan sehari-hari yang normal. Anak-anaknya nongkrong sama teman, sibuk sekolah, naksir-naksiran. Sedangkan ibu-ibunya curhat-curhatan di ujung gang sambil ngemil, ngupasin sayuran, dan gak lupa juga saling support ketika salah satunya ada masalah. Setelah itu, jadi sering cari-cari lagi drakor yang bagus, ketemulah Hospital Playlist. Masih satu genre kayak Reply 1988, masih ringan juga untuk ditonton tapi tetep menarik, tapi setelah itu kok ya udah kayak gak penasaran lagi sama drakor lainnya.
Setelah lama bingung mau nonton apa, saya malah baru ketemu kalau ternyata banyak banget drakor yang ber-genre thriller. Ah, ke mana ajaaa?! Kirain semua drakor tuh romantis semua, hahaha. Mulailah saya menonton beberapa film dan series, mulai dari The Call, Vincenzo, dan Signal. Gak ketinggalan juga di wishlist akun Netflix saya, ada beberapa film/drakor lagi yang penasaran untuk ditonton, kayak Space Sweeper, Sisyphus, Partner for Justice, juga Law School.
Di antara sedikit film & series yang udah saya tonton, saya tertarik banget untuk bahas dua tayangan yang konsepnya mirip, yaitu The Call dan Signal. Dua tayangan tersebut sama-sama memiliki konsep time travel, ber-genre thriller dan crime, tapi bedanya The Call lebih banyak adegan murder yang berdarah-darah dibandingkan dengan Signal yang masih lebih kalem tapi tetap menegangkan. Kedua tayangan ini sama-sama menggunakan alat transmisi komunikasi yang dapat menghubungkan orang di masa kini dan masa lalu. Lho? Kok bisa? Aneh juga ya kalau dipikir-pikir, gak masuk akal. Tapi, di situ yang bikin seru.
Ketika mereka bisa terhubung dan ada kesempatan untuk mengubah apa yang terjadi di masa lalu, maka masa depan pun akan ikut berubah. Ada kemungkinan kita bisa memperbaiki hal-hal di masa lalu yang dulu gak bisa kita cegah, agar masa depan bisa lebih baik dari sekarang. Tapi, jangan lupa juga dengan konsekuensinya. Perubahan masa lalu bisa jadi sangat mengacaukan masa depan, dan kita gak bisa main-main dengan keputusan yang udah kita buat.
Baca juga:
Kita bahas satu per satu yuk sinopsisnya. Saya cuma kasih gambaran garis besar ceritanya aja ya, supaya gak spoiler dan kalian bisa makin penasaran buat nonton hihi.
SIGNAL (2016)
Serial drama Korea dengan tema crime dan detektif ini ternyata mengangkat beberapa kasus dari kisah nyata yang terjadi di Korea, lho. Saya baru tahu setelah selesai nonton. Diceritakan bahwa kasus-kasus tersebut bisa dipecahkan setelah 15-20 tahun lamanya, berkat adanya transmisi melalui Walkie Talkie milik detektif Lee Jae-Han (Cho Jin Woong) di masa lalu yang terhubung dengan Letnan Park Hae-Young (Lee Je Hoon). Suatu malam, Park Hae-Young gak sengaja menemukan Walkie Talkie rusak tanpa baterai, tapi anehnya masih bisa menyala. Ada suara seseorang yang gak dia kenal, yang ternyata itu adalah suara Lee Jae-Han di masa lalu, yang kenyataannya telah hilang sejak 15 tahun yang lalu. Dengan rasa bingung dan gak percaya, mereka mulai berkomunikasi secara intens.
Sejak transmisi itu dimulai, Lee Jae-Han mulai bisa menyelesaikan kasus di masa lalu berkat bantuan Letnan Park, yang ahli dalam membuat profiling kasus. Beberapa korban pembunuhan akhirnya dapat diselamatkan karena pelaku telah tertangkap di masa lalu. Masa depan pun berubah, termasuk database yang ada di kantor polisi, dan hanya Letnan Park yang tahu perubahan itu. Sedangkan Letnan Park sendiri, di masa sekarang (tahun 2015), bersama Detektif Cha Soo Hyun (Kim Hye Soo) ditugaskan dalam satu tim yang harus mengungkap kasus-kasus dingin; kasus lama yang belum terungkap dan selesai. Nah, ternyata Cha Soo Hyun ini sejak dulu naksir sama Lee Jae-Han, tapi cintanya gak kesampaian karena Lee Jae-Han keburu hilang tanpa kabar selama 15 tahun. Bayangin aja gimana perasaan Detektif Cha kalau tahu pujaan hatinya yang selama ini hilang tanpa kabar ternyata terhubung transmisi aneh dengan rekan kerjanya yang bahkan baru dikenal. Saat Lee Jae-Han hilang, bahkan Letnan Park masih anak-anak lho.
Park Hae-Young ini karakternya sangat-sangat loveable lho bagi sayaaa. Sejak kecil, ia termasuk anak yang pendiam dan pemalu, sangat sayang dengan kakak tirinya, tapi karena karakternya yang pemalu, ia pernah membiarkan teman kecilnya sendirian sepulang sekolah, hingga akhirnya anak ini diculik lalu dibunuh. Ia merasa menyesal, tapi gak bisa berbuat apa-apa. Di tahun 2000, kakak tirinya meninggal dunia, diduga bunuh diri sehari setelah keluar dari penjara. Kakak Park ini masuk penjara karena dijebak oleh teman-temannya karena kasus pelecehan dan penganiayaan seorang siswi di kota Inju. Karena ketidakadilan hukum tersebut, Park sangat membenci polisi. Tapi akhirnya, ia bertekad ingin kuliah di Universitas Kepolisian, kemudian menjadi detektif dan bekerja bersama polisi untuk mengungkap kasus kejahatan dan berusaha memecahkan kasus kakak tirinya yang belum selesai ini.
Di masa lalu, ternyata Lee Jae-Han juga ditugaskan untuk menyelesaikan kasus siswi Inju. Setelah Letnan Park mengetahui hal ini, ia memohon kepada Lee Jae-Han agar bisa mengungkap pelaku sebenarnya dan menyelamatkan nyawa kakak tirinya. Dengan begitu, masa depan juga akan berubah, dan ia bisa berkumpul lagi dengan keluarga lengkapnya. Usaha ini memang tidak berhasil, karena nyawa Lee Jae-Han menjadi taruhannya. Ia pada akhirnya diketahui meninggal dunia karena menyelidiki kasus siswi Inju, yang ternyata memiliki banyak kejanggalan, karena kasus ini memang hanya kasus palsu dan berhubungan dengan korupsi besar-besaran oleh pejabat tinggi di kepolisian.
Wah, dari awal sampai akhir benar-benar gak dikasih napas lega sih, karena drama ini memang menegangkan. Aktingnya pun jempolan semua, kita benar-benar dibawa larut secara emosional. Penonton dibuat sedih melihat korban dan keluarganya, dibuat kesal dan marah oleh pelakunya, dibuat haru sama kisah cintanya, dan dibuat jantungan sama semua proses penyelidikannya. Jadi detektif itu memang taruhannya nyawa ya, apalagi kalau selalu berusaha mencari kebenaran, bisa jadi malah disingkirkan oleh penguasa yang gila harta dan jabatan. Di akhir episode, kamu bakal dibikin pusing sepusing-pusingnya karena plot-nya muter terus dari masa lalu ke masa kini. Banyak yang berharap juga drama ini memiliki season 2, tapi sampai sekarang belum ada kabar apakah akan dibuat lagi kelanjutannya.
THE CALL (2020)
Apa yang ada di pikiran kamu ketika mendapat telpon dari orang asing, yang ternyata hidup di masa lalu? Pasti bakal bingung banget, kok bisa ya? Di film The Call ini, diceritakan ada seorang wanita bernama Seo Yeon (Park Shin Hye) yang baru pindah ke sebuah rumah dan menemukan telpon yang ternyata masih bisa digunakan. Anehnya, telpon itu berdering dan ada suara wanita gak dikenal. Tadinya, dia pikir itu salah sambung. Tapi, setelah menemukan beberapa fakta, ia sadar bahwa suara wanita misterius di telpon tersebut adalah suara Young Sook (Jeon Jong-Seo), yang pernah hidup 20 tahun yang lalu di rumah yang sama.
Setelah bercakap-cakap selama beberapa waktu, mereka kian akrab menghabiskan waktu berdua. Tiba-tiba, ia menemukan diary di rumah tersebut, yang diduga milik Young Sook. Di dalam diary tersebut, ada hal aneh yang membuatnya merasa harus memperingati Young Sook, bahwa ia akan tewas dibunuh oleh ibu tirinya. Young Sook ini seharusnya sudah meninggal, tapi karena telah diperingati oleh Seo Yeon, Young Sook berhasil selamat dari maut ibu tirinya yang kejam. Sebagai gantinya, Young Sook berusaha mengubah masa lalu yang menyebabkan ayah Seo Yeon meninggal dunia karena kebakaran di rumahnya waktu ia masih kecil, sehingga ayah Seo Yeon berhasil dihidupkan kembali. Masa depan pun ikut berubah, ayah dan ibu Seo Yeon masih bisa berkumpul bersama di rumah itu. Ia sangat bahagia.
Setelah selamat dari pembunuhan itu, ternyata Young Sook malah semakin menunjukkan perilaku yang aneh. Ia bahkan kerap mengancam Seo Yeon jika tidak mengangkat telponnya, maka ayahnya Seo Yeon bisa saja dibuat mati lagi olehnya. Seo Yeon mulai ketakutan akan teror tersebut. Setelah mencoba menyelidiki sendiri kasus tentang Young Sook di masa lalu karena penasaran, ia akhirnya menemukan fakta bahwa ibu tiri Young Sook adalah seorang dukun di lingkungan itu. Ibu tirinya selalu mengurung Young Sook di rumah, bahkan ingin membunuhnya, karena ia percaya bahwa akan ada banyak kematian jika Young Sook dibiarkan hidup.
Sejenak, kita akan dibuat merasa kasihan oleh nasib Young Sook di masa lalu. Tapi akhirnya, kita akan paham bahwa ternyata ibu tirinya benar. Young Sook adalah seorang psikopat, yang melakukan pembunuhan berantai, setelah selamat dari pembunuhan ibu tirinya berkat peringatan dari Seo Yeon. Ibu tirinya kemudian dibunuh, dimutilasi, dan disimpan di dalam kulkas rumahnya. Setelah itu, banyak korban lain yang terus bertambah karena Young Sook gak berhenti membunuh. Nasib Seo Yeon pun jadi menyeramkan karena selalu mendapat teror dari Young Sook melalui telpon rumah itu. Nyesel deh nyelametin dia di masa lalu, huhu. Plot twist banget kan?
Film The Call lebih banyak adegan murder dan darah-darah, lebih gore dan mencekam, dibandingkan drama Signal yang lebih kalem tapi tetap menegangkan. Akting Jeon Jong-Seo nih bener-bener juara bangetttt jadi psikopat! Dia juga menang award sebagai best actrees (2021). Gak salah deh emang. Soalnya mukanya emang nakutin banget.
PERSAMAAN THE CALL DAN SIGNAL
Keduanya sama-sama memiliki konsep time travel, di mana peran waktu adalah setting utama dalam dua tayangan ini. Mereka juga menggunakan alat komunikasi sebagai penghubung. Jika Signal menggunakan Walkie Talkie, The Call menggunakan telpon rumah. Walkie Talkie yang digunakan Letnan Park adalah milik Lee Jae-Han di masa lalu. Dengan begitu, mereka seakan berkomunikasi menggunakan alat yang sama di waktu yang berbeda. Sedangkan The Call menggunakan saluran telpon di rumah yang sama di waktu yang berbeda pula. Unik sih konsepnya, meskipun sama tapi tetap punya twist dan karakteristik yang berbeda dan menarik semua.
Kalau kamu udah mulai penasaran sama dua tayangan ini, cus nonton deh buruan. Keduanya ada di Netflix kok. Kamu punya rekomendasi film/drakor dengan genre yang setipe gini lagi gak buat ditonton? Bagi dong list-nyaa di komentar yaah! Terima kasih! 😊